Jika kita mendengar kata mudik,itu tidak akan pernah kita temui di Negara manapun. Ya itu hanya bisa dialami di Indonesia. Dengan penduduk Indonesia yang berjumlah 242,3256 juta orang (Data dari Bank Dunia terakhir update tanggal 12 juli 2013) dan penduduk paling banyak berdomisili di Pulau Jawa, khususunya kota kota besar seperti JABODETABEK dan daerah jawa lainnya. Banyak orang yang tinggal di kota ini dengan berbagai tujuan hidup seperti ada yang jadi pejabat,pegawai negeri, buruh pabrik, supir, mahasiswa dan bahkan ada juga yang tidak tahu mau ngapain asalkan tinggal di kota besar di Jawa, dengan tinggal di kota maka mereka bisa dipandang oleh orang tempat asalnya bahwa dia tinggal di kota dan hidup enak dan ya mungkin ini merupakan pemikiran yang aneh.
Dengan tujuan tujuan itu maka tidak aneh jika kota kota seperti Jakarta dan lainnya setiap tahun ramai dikunjungi dari luar kota lainnya dan cenderung bertambah padahal kita tahu Jakarta sudah sesak, banyak penduduknya. Selain itu perlu punya keterampian dan daya saing kerja yang tinggi untuk bisa hidup sukses di Jakarta, seperti yang dibilang Gubernur DKI pak Jokowi. Nah dengan fenomena inilah maka di Indonesia setiap tahun ada yang namanya “Mudik ke Kampung Halaman” untuk melepas rindu dan temu kangen pada keluarga dan sanak saudara yang ada di sana, dan yang utama adalah untuk bersilaturahmi.
Mudik yang terjadi setiap tahun ini dilakukan oleh semua orang dengan berbagai cara, ada yang memanfatkan fasilitas dan kegiatan mudik bareng gratis, ada yang naik angkutan umum dan yang naik kendaraan pribadi baik mobil atau motor. Pada tahun 2013 ini jumlah pemudik cenderung naik daripada tahun lalu,akan tetapi angka kecelakaan yang terjadi menurun 8 % dari tahun lalu. Seperti di kutip dari harian kompas sebanyak 686 orang meninggal dunia dari 3.061 kasus kecelakaan yang terjadi sampai H+6 lebaran baik kecelakaan mobil dan motor. Hal ini tidak terlepas dari peran serta usaha dari pemerintah dan swasta yang menyediakan seperti acara mudik gratis dan pos-pos tempat istirahat untuk pemudik bahkan pos kesehatan bagi pemudik.
Pemudik yang memakai sepeda motor untuk tahun ini juga naik daripada tahun kemarin,dan termasuk saya tahun ini mudik memakai sepeda motor yang mana tahun lalu naik angkutan umum. Saya lebih memilih mudik memakai sepeda motor untuk tahun ini bukan karena apa apa, hanya ingin merasakan dan penasaran saja bagaimana rasanya mudik memakai sepeda motor, Karena pemberitaan mudik setiap tahunnya menyebutkan bahwa pengendara sepeda motor yang melakukan mudik terus bertambah dan angka kecelakaan terbesarpun disumbang oleh pengendara sepeda motor. Sayapun berangkat H-2 dari Bogor ke Tasikmalaya dengan teman saya Ade Nurjaman dan Vallian. Kita berangkat tengah malam karena untuk menghindari panas, dan akhirnya sampai di tempat masing masing sore harinya, saya ke Tasik, mereka ke ciamis. Perjalanan kira - kira 12 jam. Wouw sangat melelahkan sekali tetapi asyik banget. Alhasil setelah sampai di rumah saya langsung sakit selama 3 hari, badan pegel pegel, meriang karena masuk angin, Ade Nurjaman sakit 2 hari pada malam takbiran pula, dan vallian lah satu – satunya yang berhasil menghindar dari sakit.
Mudik baliknya saya sendirian berangkat H+6lebaran dengan modal nekat karena tidak begitu hapal jalan ke Bogor khusunya jalanan di Bandung. Di sepanjang perjalanan saya hanya mengharapkan ada motor yang berplat F melintas untuk dijadikan pemandu jalan. dan singkat cerita ketika di bandung melintaslah motor plat F dan tanpa pikir panjang saya langsung menguntitnya dari belakang, sampai jalan yang dilewati dia aku ikutin. Dan akhirnya motor itu berhenti, berhentinya bisa terjadi karena dua hal, pertama mau istirahat, kedua merasa diikuti oleh saya,,hehe. Dan akhirnya saya pun sampai di Bogor lagi dengan selamat, dengan memeaki strategi yang sama dan berdoa.
Dengan perjalanan ini pun rasa penasaran saya mudik memakai motor sudah hilang dan terobati sekaligus mikir dua kali kalau mau mudik pakai motor lagi.
Nah buat teman - teman dimanapun, yang melakukan mudik pakai motor khususnya,saya ingin menyamaikan dan berpesan” memang kita bisa bebas, biaya lebih murah jika pakai motor akan tetapi kita juga harus bisa menghargai badan kita. Karena kalau kita hitung hitung uang mudik pakai motr plus uang berobat itu jauh lebih besar daripada mudik pakai angkutan umum dengan syarat setelah itu tidak sakit” mskipun kita tidak tahu sakit atau tidak tetapi setidaknya kita sudah berusaha untuk menjaga agar kita tidak sakit. So jikalau mudik lebih baik naik kendaraan umum saja biar lebih aman dan nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar