Setelah
melamar beasiswa selama setahun dari awal masuk kuliah akhirnya di tahun kedua
saya dapat Beasaiswa. Luar biasa bahagia yang saya rasakan waktu itu.
Sebelumnya saya tidak pernah mendapatkan beasiswa dari manapaun, paling
beasiswa dari orang tua, hehe. Akhirnya salah satu cita cita yang saya tulis
dan saya akan raih mulai dari masuk kuliah tercoret. Karena sebelumnya saya
sudah menulis cita cita saya di kertas polio dan cita cita yang sudah tercapai
di coret, dan setelah dicoret hati terasa senang dan bangga sekali. Ternyata
memang benar kalau kita berusaha, berdoa dan yakin dikabulkan oleh Tuhan, maka
akan tercapai.
Mungkin sekarang saya mau cerita
dulu nih, perjalanan saya dalam meraih dan mendapatkan beasiswa. Kuliah di IPB
merupakan nikmat yang saya anggap sebagai anugerah Tuhan buat saya. Ketika awal
masuk kuliah saya jarang sekali mengikuti acara seperti AMT ( Achievement
Training and Motivation ), seingat saya ketika SMA saya pernah satu kali
mengikuti AMT, waktu itu ketika saya mengikuti TO masuk SNMPTN yang
diselenggarakan oleh mahasiswa ITB, dan waktu itu diselipkan acara AMT yang
menampilkan video tentang anak IPB yang berhasil dan sukses. Walaupun berasal
dari keluarga yang tidak mampu tapi
beliau bisa berprestasi di tingkat Nasional bahkan di tingkat Internasioanl,
yaitu kak Danang Ambar Prabowo. Nah setelah saya mengikuti AMT itu saya
merasakan semangat yang tinggi dan motivasi yang tinggi untuk mencapai cita
cita saya, dan ketika saya masuk di IPB luar biasa sekali acara AMT banyak
sekali dan saya hampir setiap kegiatan mengikutinya. Sejak awal masuk kuliah
memang saya sudah bertekad kalau kuliah harus mendapatkan beasiswa, agar bisa
mengurangi beban orang tua saya sehingga bisa membuat orang tua saya bangga
kepada saya. Ditambah dengn seringnya mengikuti acra yang memotivasi dan
pantang menyerah maka hasrta saya semakin besar.Oh iya saya lupa, kalau dari
SMA saya ada tiga orang yang diterima di IPB, yaitu Amir jurusan Menehe fahutan dan Elin jurusan Proteksi Tanaman.
Diantara tiga orang tadi Amir yang mendapatkan beasiswa ke IPB yaitu Bidik
Misi. Sontak saya dan elin merasa terpacu untuk mendapatkan beasiswa juga. Dan
ketika sudah 3 bulan kuliah di IPB saya mendapatkan kabar bahwa dibuka
pedaftaran Beasiswa Bidik Misi sebanyak 5 orang. Hal yang terlintas di fikiran
saya pertama kali adalah “ saya harus ikut seleksi ini !” dan saya langsug
mencari tahu dengan jelas info itu mulai persyaratan dan deadline pengumpulan
berkas. Ketika saya menyiapkan persyaratan untuk mengikuti beasiswa ini sangat
sangat berkesan bagi saya, meskipun memang kesannya adlah keasan cape dan
riweuh,hehe kenapa ribet ? pertama saya harus buat suarat keterangan tidak
mampu yang harus saya buat ke kampong
dulu. Kemudian harus mminta slip gaji pendapatan orang tua yang ada di Banten,
kemudian minta surat rekomndasi dari fakultas, banyak lagi deh syarat yang
lainnya, dan singkat cerita saya sudah berhasil mendapatkan semua persyaratan
dan tanpa fikir panjang langsung saya kirim ke Rektorat. Setelah itu saya terus
berdoa agar dsaya bisa diterima. Singkat cerita sudah sampai pada pengumuman
yang lolos seleksi dan ternyata nama saya belum tercantum. Akan tetapi saya
melihat ada satu nama yang saya kenal yang lolos seleksi, eh ternyata neng Elin
akhirnya dapat beasiswa Bidik Misi. Pada awalnya saya kecewa dengan kenyataan
ini mengingat perjuangan yang sangat berliku untuk mengumpulkan persyaratannya,
tetapi saya ingat apa yang dikatakan
oleh mas Danang, beliau berkata begini” jangan pernah menyesal dengan apa yang
sudah dilakukan , terus berjuang untuk mendapatkan apa yangkita inginkan, dan
yakin kita pasti bisa” tulah kata kata yang selalu terngiang di bennakku.
Memang islam juga mengajarkan kita kalau kita tidak boleh kufur nikmat, kita
harus selalu bersyukur pada ALLOH, dan prinsip yang harus kita pegang adalah,
“Yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut Alloh”. Itulah yang membuat
saya semangat lagi untuk mencari kesempatan beasiswa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar